Selasa, 01 November 2011

Review film "Alangkah Lucunya Negeri ini"


Di sebuah pasar yang ramai, terdapat sekelompok pencopet pasar dan mereka itu adalah seorang anak-anak yang seharusnya mereka masih sekolah.  Saat pencopet itu beraksi untuk mencari korban, Muluk pemuda sarjana managemen yang akan melamar pekerjaan sedang berjalan melewati  pasar mengetahuinya secara langsung. Muluk mengetahu teknik-teknik para sekelompok  pencopet itu, teknik mereka sangat terlatih dan di rencanakan.  Akhirnya Muluk pun mempergoki dan menghampiri copet itu, dan menyuruhnya untuk mengembalikan kepada yang punya tetapi copet itu tidak mau dan pencopet itu melarikan diri. Muluk meneruskan perjalanannya untuk mencari pekerjaan sampai larut malam dan Muluk tidak juga mendapatkan pekerjaan.  Muluk berhenti di sebuah warung, dia lapar tetapi tidak mempunyai uang.  Namun Muluk bertemu dengan copet pasar dan akhirnya Muluk di bayari makan sama pencopet itu.
H.Rahmat, H.Sarbini  dan Pak Makbul atau ayah dari Muluk, beliau bertiga adalah sebuah anggota kelompok organisasi pengajian di kampung Muluk. Beliau sedang berbincang di Musholla dan beliau membicarakan tentang anak beliau Muluk yang sebagai sarjana managemen dan anak H.Rahmat yaitu pipit yang sebagai sarjana Agama belum saja dapat pekerjaan. Tidak pada Muluk dan pipit saja, tetangganya yang bernama Samsul yang sarjana pendidikan juga pengangguran dan pekerjaannya hanya bermain kartu dengan teman-temannya. Tetapi ada tetangga mereka seorang Jupri yang tidak sarjana tetapi dia telah menjadi calon DPR. Sehingga para bapak-bapak itu sangat heran dengan fakta yang ada.
            Padahal Muluk suka dengan anak H.Sarbini yaitu Rahma, tetapi H.Sarbini tidak setuju karena Muluk tidak mempunyai pekerjaan, namun H.Sarbini lebih memilih Jupri karena Jupri calon DPR dan Jupri sudah bisa membeli laptop seharga 15 juta. Lucunya Jupri mengenalkan laptop kepada rahma tetapi tidak bisa mengoperasikannya, meskipun seperti itu H.sarbini tetap memuji Jupri. Tetapi kejadian itu berbalik arah saat Muluk mengunjungi rumah Rahma.  Justru H.Sarbini memamerkan dua anak lelakinya yang hanya tamat SMP dan tamat SMA tapi mereka  sudah bisa bekerja mempunyai kios dan juga bisa berangkat haji. Muluk pun berpikir dan Muluk pergi di sebuah took buku,  dia membeli buku tentang berternak cacing karena Muluk berkeinginan untuk berternak cacing daripada pengangguran. Dengan ide ternak cacing ayah Muluk Pak Makbul menyuruh untuk menanyakan kepada H.Rahmat yang sebagai ustadz di kampungnya bahwa cacing itu halal apa tidak. Namun H.rahmat mengatakan bahwa pekerjaan itu halal, sebenarnya H.Rahmat juga bingung dengan anaknya yang sebagai sarjana agama sekarang pengangguran dan kerjaannya hanya menunggu hadiah dari kuis yang ada di televisi.
Namun niat Muluk untuk berbisnis ternak cacing berubah, justru Muluk memutuskan untuk bekerja sama dengan pencopet yang telah diapergoki saat mencopet di pasar. Akhirnya copet itu mengajak Muluk untuk bertemu dengan bos dari pencopet yang bernama Pak Jarot. Setelah mereka bertemu dan menjelaskan maksud kerja samanya itu dan Pak Jarot menyetujuinya, akhirnya di panggil semua anak buah pak jarot, karena untuk di perkenalkan kepada Muluk.  Saat anak buah Pak jarot kumpul yang terdiri dari kelompok copet mall, kelompok copet bis dan kelompok copet pasar. Muluk menjelaskan kepada mereka semua bahwa kerja sama Muluk dengan mereka adalah Muluk mengambil 10% dari hasil copet per kelompok itu untuk di olah Muluk dengan ilmu managemennya menjadi sebuah  usaha yang lain dan menjadi gaji Muluk.
Saat kerjasama Muluk itu telah terlaksana, akhirnya Muluk bisa mendapatkan gaji yang lumayan sehingga dia bisa membelikan oleh-oleh untuk ayahnya dan tetangga-tetangganya termasuk H.Rahmat dan H.Sarbini. Muluk mengatakan kepada ayah dan tetangganya kalau dia itu bekerja sebagai sumber daya pengembangan manusia.  Di sisi lain sebenarnya para pencopet dan Pak Jarot  ragu dengan kerjasama mereka dan Muluk, mereka takut di bohongi oleh Muluk. Tetapi setelah tabungan hasil copet mereka yang di ambil 10% itu terkumpul sebanyak 9 juta dalam satu bulan, akhirnya Pak Jarot percaya dan sadar bahwa Muluk itu serius. Meskipun pendapatannya berkurang tetapi Pak Jarot beranggapan asal anak buahnya masa depannya  cerah. Dari tabungan mereka yang terkumpul 9 juta itu, diambil oleh Muluk untuk membeli sepeda motor sebagai alat transportasi Muluk saat ke bank untuk menabung dan Muluk mengambil uang 2 juta dijadikan modal menjadi pengasong, tetapi mereka tidak mau menjadi pengasong.
            Meskipun mereka tidak mau Muluk tidak pantang menyerah, Muluk mempunyai cara lain yaitu mengajak Samsul tetangganya yang sebagai sarjana pendidikan untuk menjadi guru dari anak-anak copet itu. Dengan itu juga bisa dijadikan jalan keluar agar Samsul tidak menjadi pengangguran. Akhirnya anak-anak pencopet itu belajar dan mereka bisa baca tulis, tidak hanya bisa baca tulis tetapi mereka juga bisa pelajaran-pelajaran dasar yang lain seperti kewarganegaraan.
            Suatu hari Muluk berkunjung di rumah Rahma, ke rumah Rahma Muluk membawa sepada motor dan H.sarbini sangat tergiur karena beliau menganggap Muluk sukses pekerjannya mapan dibandingkan Jupri yang hanya sebagai calon DPR. Namun itu masih di pikirkan oleh Muluk. Tidak hanya H.sarbini, H.Rahmat juga berpresepsi sama dengan H.Sarbini tetapi beliau tidak menyuruh Muluk untuk menikah dengan Muluk melainkan menyuruh untuk mengajak pipit anak H.Rahmat bekerja dengan Muluk, setelah di pikirkan oleh Muluk akhirnya pipit di ajak bekerja dan pipit dijadikan sebagai guru agama karena pipit sebagai sarjana agama.
            Keesokan hari Muluk dan pipit berangkat ke tempat pencopet, awalnya pipit kaget tetapi Muluk menjelaskan secara baik-baik dan akhirnya pipit pun mau. Saat kedatangan pipit para pencopet itu sangat senang karena mereka senang kedatangan perempuan cantik. Pipit memperkenalkan diri dan menjelaskan maksut kedatangannya untuk mengajari mereka tentang agama. Sebelum belajar dimulai pipit bertanya kepada para pencopet agama mereka apa. Dan ternyata mereka semua itu tidak mengetahui agama mereka apa, pipit heran lalu pipit bertanya kembali bahwa di antara mereka yang agamanya selain islam. Ternyata semua diam, dan akhirnya pipit berkeputusan untuk mengajak mereka masuk islam. Pipit mengajarkan mereka tentang bacaan syahadat, rukun islam dan pelajaran agama lainnya. Yang paling utama pipit mengajarkan bagaimana cara sholat.
            Setelah beberapa hari Muluk, Samsul dan pipit bekerja. Ayah Muluk, ayah pipit dan H.sarbini beliau itu berkeinginan untuk mendatangi tempat pekerjaan mereka. Pipit bingung saat mendengar itu, sedangkan Muluk dan Samsul sudah berangkat duluan karena mereka berdua sibuk untuk menyiapkan pembukaan pergantian pekerjaan yang awalnya pencopet dgantikan dengan pengasong. Dengan terpaksa akhirnya pipit mau mengajak ayahnya dan ayah Muluk serta H.sarbini untuk ikut dengannya. Sesampai di tempat beliau sungguh heran dan bertanya-tanya pekerjaan anak mereka itu seperti apa. Muluk dan Samsul kaget dengan kedatangan beliau, namun mereka berdua mencoba untuk tenang dan menjelaskan secara baik-baik. mereka bertiga menjelaskan pekerjaannya dengan cara menanya jawab kepada para pencopet yang telah mereka ajarkan agar beliau percaya dan para pencopet bisa menjawab dengan benar. Beliau pun senang melihatnya karena mengajak pencopet untuk lebih baik, berhubung beliau datang di acara pembukaan mereka bertiga mempersilahkan diantara beliau bertiga untuk membuka acara itu dengan doa.
            Setelah pembukaan dimulai, beliau bertiga pulang. Di perjalanan pulang beliau berbincang-bincang, yang awalnya beliau bertiga setuju ternyata Pak Makbul berkata tidak setuju karena uang yang beliau dapatkan dari hasil pekerjaan anak-anaknya itu haram. Dikarenakan memang awal niat anaknya baik namun sebelumnya mendapatkan uang dari hasil curian anak-anak pencopet yang di didik itu.
            Orang tua mereka merasa berdosa, karena memakan barang haram yang sudah mengalir pertdi tubuh mereka. Akhirnya pak Makbul dan H.Rahmat bersama-sama pergi ke masjid beliau berdoa dan memohon ampun kepada Allah atas yang dilakukan oleh anak-anaknya. Muluk, Samsul dan pipit merasa bersalah setelah mengetahu orang tua nya seperti itu. Keesokan harinya mereka bertiga kembali ke tempat para pencopet ternyata anak-anak yang di didiknya tidak ada yang mau menjadi pengasong dan tetap ingin menjadi pencopet. Lalu mereka mengundurkan diri karena merasa tidak berhasil mengajak para pencopet menjadi pengasong. Akhirnya mereka bertiga kembali menjadi pengangguran, Samsul meneruskan bermain kartu dengan teman-temannya yang juga pengangguran itu, pipit tetap menjadi penggemar kuis yang hanya berada di depan televise untuk menunggu keberuntungan, dan Muluk memutuskan untuk belajar mengemudi karena dia berkeinginan menjadi sopir.
            Setelah Pak Jarot bos dari anak-anak copet itu tahu bahwa anak buahnya tidak mau, pak Jarot marah-marah. Akhirnya Pak Jarot tidak mau memperhatikan lagi dan berkata siapa yang mau jadi pencopet silahkan tetapi saya tidak mau tau, dan yang ingin menjadi pengasong juga silahkan dengan catatan yang pencopet tidak boleh mengganggu temannya yang ngasong. Sampai Pak Jarot mengetahui ada yang mengganggu akan dihabisinya.
            Setelah kejadian itu anak-anak pencopet itu memutuskan sendiri, namun hanya pencopet pasar saja yang mau menjadi pengasong yang lainnya ingin tetap menjadi pencopet. Saat Muluk belajar mengemudi Muluk bertemu dengan anak-anak yang mencopet di kejar oleh masa dan muluk tidak menghiraukannya. Tetapi Muluk juga melihat anak-anak yang di didiknya dulu ada juga yang mengasong namun datanglah pasukann pramongpraja yang akan mengejar anak-anak pengasong itu. Akhirnya Muluk menyuruh anak-anak itu melarikan diri dan Muluk menahan pramongpraja sehingga Muluk yang di tangkap. Sungguh ironis Negara ini yang salah dilindungi tetapi yang benar malah di musnahkan.

2 komentar:

Rusdi mengatakan...

maju terus perfilman indonesia bro,,,,,,

Bhiraesh mengatakan...

sikat habis bro

Posting Komentar

 
;